YANG
Yang datang saat aku sepi
Yang Menyinari saat aku dalam gelap
Yang mendampingi saat aku menangis
Yang mengulur tangan saat aku tenggelam
Yang menghapus air mata saat mataku basah
Yang mengobati saat aku lagi luka
Yang memapah saat aku lumpuh
Yang menengok saat aku sakit
Yang menjaga saat aku sehat
Yang merangkul saat aku takut
Yang memeluk saat aku cemas
Yang mengingatkan saat aku lupa
Yang menegur saat aku khilaf
Yang membangunkan saat aku lelap
Yang mengantar saat aku berangkat
Yang menyambut saat aku datang
Yang merasakan saat aku sedih
Yang menyenangkan saat bertemu
Yang mengenang saat berdoa
KAU-lah yang datang
Di Balik Dinding Itu Ada Rahasia
Untuk BULAN
di balik dinding-dinding itu
ada warna-warna
ada endapan suara-suara
mengendapkan kenangan maha indah
tak ada yang tahu
hanya seorang yang telah lama meninggalkannya
tak ada yang ‘kan menengok-nengoknya lagi
karena tak ada yang berani terluka
tak ada yang ‘kan membuka-bukanya lagi
selain terkelupas
sendiri
oleh
takdir
di balik dinding-dinding itu
ada rahasia-rahasia
yang menyimpan gerak-gerak
yang menyimpan getar-getar lembut
menguatkan pori-porinya semakin kukuh
tak ada yang menyentuhnya
hanya seorang yang setia menikmati sakit maha indah
tak ada yang kan menyentuhnya lagi
karena tak ada yang mampu merobohkannya
selain rubuh
sendiri
oleh
takdir
BENING
Embun,
Sudah menjadi nasibnya
Hidup dan mati berkali-kali
Kerling matanya adalah cahaya keindahan
Kesejukannya adalah obat bagi pori-pori hayat
Kejernihannya memberi nuansa kebeningan nalar
Kemungilannya memberi hajat bagi kekerdilan
Mungkin sudah jadi garisnya
Sunnah Tuhan berlaku
Angin menggelindingkannya dari kelopak bunga keharuman
Dari daun tempatnya bertahta
Debu meracuninya dengan mengocok mata-matanya
Melamurkan kebeningan, mengoyak keindahan, merusak warna jernihnya
Panas juga tak memberinya peluang lama-lama hidup
Selain sedini hari
Ada dan tiada adalah nasibnya
Hujan pun tidak membuatnya lebih jernih
Malah memperkosa kesendiriannya menjajah kemerdekaannya
Lagi-lagi sudah nasibnya hidup dan mati berkali-kali
Tiada henti
Bila hakikatnya tiada
Siapa yang akan mengobati mata
Yang akan menenteramkan dada
Yang akan menyuburkan kepala
Yang akan membiaskan cahaya pagi
Yang akan menurunkan ilham dari langit
Yang akan menyimpan misteri manusia
Yang akan menampung rahasia samudera
Yang akan menyiram ruh
Yang akan mengingatkan manusia kepada Tuhan
Siapa?
Yang Menggoda Untuk Mencinta
Bila semua sudah tiada
Baru terasa berarti
Bila semua telah hilang
Baru terasa hadir
Bila semua sudah sunyi
Baru terasa lengkap
Bila semua telah usai
Baru terasa genap
Tapi apa yang pernah ada, tiada
Yang pernah datang, hilang
Hanyalah perjalanan
Yang takkan ada perjalanan itu sendiri
Kecuali melalui dan meninggalkan tapakan kaki
Tapi apa yang pernah ada tiada
Yang pernah datang hilang
Hanyalah samudera kasih-Nya
Yang takkan ada kasih-Nya itu
Kecuali selalu menggoda untuk mencinta